Senin, 22 September 2008

AKU ANGIN DAN UDARA BEBAS

Biarkan hidupku melayang diterpa angin.
Walau mungkin kabut pagi
dan mendung di siang akan halangi langkahku.
Atau kadang Tembok Cina yang kokoh akan buatku berhenti.

Tidak! Aku akan menerobos!
Meresap di antara celah tembok yang kecil itu.
Aku hanya ingin bebas atau aku ingin jadi udara.
Ingin temukan cinta dalam kabut pagi dan gerimis yang menangis serta kilat yang menggertak.

Diantara Laut Merah dan Pasifik,kutlah melaju.
Entah bermil-mil jauhnya. Tuk temukan cinta diantara sela-selanya.

Aku yang menjadi angin berusaha untuk mencium rambutku yang wangi
dan kulihat bajuku yang lusuh entah berapa hari tak kucuci (Aku angin dan udara bebas). Berapa musim semitlah kulewati hingga musim gugur tadi pagi. Aku mungkin tak pernah temukan cinta sejati.



Elegi,24 Desember 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar